KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas ilmu sosial dan budaya dasar. Selain itu, penyusunan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai manusia sebagai
makhluk berbudaya dan beradab. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Hamidsyukrie ZM, M.Hum selaku dosen mata kuliah ilmu sosial dan budaya
dasar yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima
kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat
untuk kami dan untuk pembaca.
Samawa, 17 januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR………………………………….…………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………….………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..
- Latar Belakang…………………………….…….………………………….
- Rumusan Masalah…………………………………………………………..
- Tujuan……………………………………….……………………………...
BAB II PEMBAHASAN…………………………………..……………………….
- Pengertian Manusia ………………………………………………………...
- Pengertian budaya dan kebudayaan ………………………………………..
- Manusia sebagai makhluk berbudaya………………………………………
- Nilai-nilai kebudayaan……………………………………………………...
- Problematika kebudayaan…………………………………………………..
- Manusia sebagai makhluk beradab…………………………………………
- Globalisasi sebagai fenomena dalam peradaban……………………………
- Peradaban Indonesia………………………………………………………...
- Wujud dan perkembangan peradaban………………………………………
- Problematika peradaban…………………………………………………….
BAGIAN III PENUTUP………………………………….….…………………….
- Kesimpulan…………………………………………………………………
- Sara………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya
tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya
sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang
gelar manusia berbudaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab
tantangan hidupnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia menjalani
hidup sesuai dengan adab-adab yang diterapkan di lingkungan sekitar. Oleh
karenanya, manusia harus bersosialisasi dan memenuhi adab-adab yang telah
disosialisasikan oleh orang-orang sebelumnya. Orang-orang yang tidak
menjalankan atau menentang adab yang berlaku akan dianggap manusia yang biadab.
Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban, terjadilah evolusi
budaya yang menyebabkan beberapa problematika yang harus kita kaji dan pikirkan
bersama solusinya.
2. Rumusan Masalah
- Apa hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab?
- Apa yang dimaksud manusia yang beradab dan biadab?
- Apa saja problematika manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab?
3. Tujuan
- Mengetahui lebih dalam hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab.
- Mengetahui perkembangan manusia sebagai makhluk yang beradab.
- Mengetahui problematika yang bergulir berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab.
- Mengetahui dan merancang solusi dari problematika yang timbul berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Manusia
Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan
suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang
berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi),
horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
2. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta
“Buddhayah “ , yang merupakan bentuk jamak dari kata “Buddhi” yang
berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai
“hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal”. Daya dari budi yang berupa
cipta, karsa dan rasa.
Culture,
merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal
dari kata latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah
atau bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture”
diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah
alam. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
- Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski : mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah ”Cultural-Determinism”.
- Herskovits : memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai ”superorganic”.
- Menurut Andreas Eppink, : kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
- Menurut Edward Burnett Tylor : kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
- Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi : kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
3. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk
yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia
itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang
selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain.
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk
lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh
karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus
dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab
agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan
akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan
Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan
menjawab tantangan hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam
sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui
sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya. Banyak pengertian tentang budaya
atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih dari 160
definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang
bersifat prinsip
Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat
fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan dari manusia untuk belajar dan
beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya,
manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi
dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan
dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya
kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah
yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang .
Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi
oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai
objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh
berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia
mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung
dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan
dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi
penilaian terhadap obyek dan kejadian.
Hakikat kodrat manusia itu adalah :
1) sebagai individu yang
berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).
2) sebagai makhluk sosial yang
terikat kepada lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya dan
alam), dan
3) sebagai makhluk ciptaan
Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan
hakikat kodratinya.
Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek
fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi derajat kemanusiaannya.
Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya
dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk berpikir yang bijaksana (homo sapiens),
manusia sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan inderanya sehingga
memerlukan instrumen (homo faber), manusia mampu berbicara (homo languens),
manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan berbudaya (homo humanis),
manusia mampu mengadakan usaha (homo economicus), serta manusia berkepercayaan
dan beragama (homo religious), sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan
benda mati cenderung tidak memliki perilaku dan tunduk pada hukum alam.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang
merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan
manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator”
terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan
kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai
manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia
mencerminkan pribadi manusia sebagai mahluk ciptaan yang paling sempurna
diantara yang lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang di kehidupan
bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur dalam melihat betapa berbudayanya
masyarakat di dalam suatu Negara.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia
pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara
tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang
tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
4. Nilai-Nilai Kebudayaan
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati
dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat,
yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol,
dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai
acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
- Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ‘ethos’
yang berarti adat kebiasaan atau akhlak yang baik. Etika adalah ilmu tentang
kebiasaan perilaku yang baik . Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam
pranata yang dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat. Etika merupakan bagian
dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis dan tidak etis merupakan
bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia membutuhkan kebudayaan, yang
didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia
yang berbudaya adalah manusia yang menjaga tata aturan hidup.
Etika dapat diciptakan, tetapi masyarakat yang beretika dan
berbudaya hanya dapat diciptakan dengan beberapa persyaratan dasar, yang
membutuhkan dukungan-dukungan, seperti dukungan politik, kebijakan,
kepemimpinan dan keberanian mengambil keputusan, serta pelaksanaan secara
konsekuen. Selain itu dibutuhkan pula ruang akomodasi, baik lokal maupun
nasional di mana etika diterapkan, pengawasan, pengamatan, dan adanya
pihak-pihak yang memelihara kehidupan etika. Kesadaran etis bisa tumbuh karena
disertai akomodasi.
Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya
naluri-solidaritas sejenis pada makhluk hidup untuk melestarikan
kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran sosial ,memberi
rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi rasa bahagia.(A.A
Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4).
Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk
mempertahankan kehidupan kelompok dan individu.Pada awalnya Etika dikenal pada
sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban lebih tinggi.Terdapat proses
indrawi yang diperoleh secara visual dan akustik(instrumental).
Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran
tambahan melakukan fungsi-fungsi yang jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan
fungsi vital , tetapi telah melibatkan proses-proses yang terjadi dalam budi
dan intelektualitas dan lebih bertujuan untuk memberi pengetahuan dan
kebahagiaan jasmani dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika Sebuah
Pengantar.hal-3).
- Estetika
Estetika adalah ilmu yang menelaah dan membahas aspek-aspek
keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi, dan cara
membandingkannya dengan menggunakan penilaian perasaan
Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb
Baumgarten (1714 – 1762) melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu
tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten menggunakan
istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan
pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul pada
abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri harus dibedakan dengan
pengertian estetik.
Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga terkandung
estetika di dalamnya. Jika etika menyangkut analisis dan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas
keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya .
Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan
masyarakat adalah menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan
suatu daerah atau bangsa harus diletakkan di paling awal . Dan menjadikan nilai
kebudayaan sebagai acuan untuk menempuh kehidupan masa depan masyarakat, dengan
terus melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai dinamika zaman.
Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap memprioritaskan
kebudayaan asal mereka jangan samapai kebudayaan kita hilang hanya dikarenakan
adanya budaya baru yang kita anggap lebih maju di banding budaya kita sendiri
dan agar menjadi masyarakat yang berbudaya.
- Moral
Moral adalah kebiasaan berbuat baik. Orang dikatakan
bermoral apabila dapat mewujudkan kodratnya untuk berbuat baik, jujur, dan adil
dalam tindakannya.
Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki dua macam
sistem budaya yang sama-sama harus dipelihara dan dikembangkan, yakni sistem
budaya nasional dan sistem budaya etnik lokal. Sistem budaya nasional adalah
sesuatu yang relatif baru dan sedang berada dalam proses pembentukannya. Sistem
ini berlaku secara umum untuk seluruh bangsa Indonesia, tetapi sekaligus berada
di luar ikatan budaya etnik lokal.
Nilai-nilai budaya yang terbentuk dalam sistem budaya nasional
bersifat prospektif, misalnya kepercayaan religius kepada Tuhan Yang Maha Esa;
pencarian kebenaran duniawi melalui jalan ilmiah; penghargaan yang tinggi atas
kreativitas dan inovasi, efisiensi tindakan dan waktu; penghargaan terhadap
sesama atas dasar prestasinya lebih daripada atas dasar kedudukannya;
penghargaan yang tinggi kepada kedaulatan rakyat; serta toleransi dan simpati
terhadap budaya suku bangsa yang bukan suku bangsanya sendiri.
Nilai-nilai tersebut menjadi bercitra Indonesia karena
dipadu dengan nilai-nilai lain dari nilai-nilai budaya lama yang terdapat dalam
berbagai sistem budaya etnik lokal. Kearifan-kearifan lokal pada dasarnya dapat
dipandang sebagai landasan bagi pernbentukan jatidiri bangsa secara nasional.
Kearifan-kearifan lokal itulah yang membuat suatu budaya bangsa memiliki akar.
Budaya etnik lokal seringkali berfungsi sebagai sumber atau acuan bagi
penciptaan-penciptaan baru, seperti dalam bahasa, seni, tata masyarakat, dan
teknologi, yang kemudian ditampilkan dalam perikehidupan lintas budaya.
Kebudayaan di Indonesia sangat beragam karena memiliki
banyak perbedaan antar manusia yang berada di tanah inonesia, namun Indonesia
mempunyai semboyan bhineka tunggal ika yang diartikan walaupun berbeda – beda
tetapi tetap satu . pada setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda –
beda pula, itulah yang membedak an aturan – aturan di tiap daerah . seperti
suku asmat di papua dengan pakaian khas bagi kaum laki laki yang menggunakan
koteka dan bahkan penduduknya ada juga yang tidak memakai busana, tetapi
hal itu tidak di langgar karena sudah menjadi tradisi disana . apabila hal
seperti itu ada di daerah Jakarta sudah dapat dipastikan sudah melanggar
aturan hukum yang berlaku . Seperti itulah mengapa peraturan di setiap daerah
di Indonesia cukup beragam . budaya di Indonesia sangat kuat karena adanya
budaya yang turun – temurun dari nenek moyang hingga sekarang . dan masih
banyak acara adat di berbagai daerah untuk melestarikan budayanya masing –
masing daerah .
Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan
sesuai dengan moral, norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan
perintah di setiap agama yang diyakini, Dan sesuai dengan hukum Negara yang
berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya tidak menjalankan
sikap-sikap atau tindakan yang menyinpang dari peraturan-peraturan baik berupa
norma- norma yang ada di masyarakat maupun hokum yang berlaku.
Oleh karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus
dimiliki setiap manusia khususnya bangsa Indonesia yang dikenali sebagai Negara
yang besar dengan banyaknya budaya yang dimiliki. Jadilah manusia yang memiliki
budaya yang tinggi yang menjadikan manusia tersebut sebagai manusia yang
berbudaya dan tentu manusia yang berbudaya itu pasti juga manusia yang
berpendidikan, akan tetapi sebaliknya manusia yang berpendidikan itu belum
tentu dia manusia yang berbudaya. Banyak contoh di negara ini manusia yang
pintar atau berpendidikan yang melakukan banyak tindak kejahatan atau
menyimpang contohnya seperti korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak
menjadi manusia yang berbudaya Dan akibatnya mereka tidak memiliki moral,
kejujuran, Dan rasa tanggung jawab.
Karena itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi
manusia yang berbudaya maka masyarakat akan memiliki sikap yang berakal budi,
bermoral, sopan dan santun dalam menjalani kehidupan diri sendiri ataupun
berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia yang berbudaya itu juga yang
akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar yang memiliki jati diri
sendiri sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat.
5. Problematika Kebudayaan
Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika
pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya budaya dari luar
yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri dan kehidupan
kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini
lah beberapa contoh problematika kebudayaan:
- Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah
karena adanya pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena
kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka
tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar
walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai
contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung
halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya
miskin.
2.
Hambatan budaya yang berkaitan
dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan
sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.
Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan
program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk
mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan
bahwa banyak anak banyak rezeki.
3.
Hambatan budaya yang berkaitan
dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang
terkena bencana alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena
adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih
sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.
4.
Masyarakat yang terasing dan
kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang
kurang komunikasi dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan
yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program
pembangunan.
5.
Sikap tradisionalisme yang
berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional
sedemikian rupa sehingga menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup
mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.
6.
Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku
bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini
akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar
golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah
seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat
menimbulkan perpecahan.
- Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
- Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara
lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat
saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut,
dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya
yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai
dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang
dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini.
- Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah
antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat
regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk
atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan
diluar kendali manusia.
2.
Penyebaran kebudayaan.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah,
masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat
kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari
kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya
global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat
Indonesia. Misalnya pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan
induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa seperti rasa
kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.
6. Manusia Sebagai Makhluk Beradab
Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan
dan kebaikan budi pekerti dan akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja,
adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.
Sedangkan menurut istilah, adab ialah “Adab ialah suatu ibarat
tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan
berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan berbudi pekerti halus. Peradaban
berasal dari kata ‘adab’ yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan
etiket. Peradaban dapat diartikan pula hasil perkembangan budaya yang ciri khas
milik sesuatu masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya mengacu
pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang biadab.
Istilah peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan, dan ilmu
pengetahuan yang maju dan kompleks.
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal,
nurani, dan kehendak.
- Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian.
- Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan.
Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai
sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai
masyarakat yang santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya. Segala
sesuatu yang dinilai maju dalam aspek kehidupan lahir batin suatu masyarakat
perlu selalu dipelihara dan dikembangkan, walaupun perlu dipahami bahwa
beberapa nilai yang dianut masyarakat selalu berubah atau berkembang. Dalam
proses estafet antar generasi selalu terdapat friksi, disamping adanya pengaruh
globalisasi atau segala aspek kehidupan yang padat menimbulkan gangguan dan
peluang untuk mangembangkan peradaban masyarakat. Tingkat peradaban suatu
masyarakat bangsa dapat diukur atau diklasi – fikasikan dengan berbagai cara.
Pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial,
ekonomi, meliputi berbagai fasetnya dengan menggunakan indikator-indikator
sosial dan ekonomi.
Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai
makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi
yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak
mempedulikan adab (kesopanan). Orang yang bertingkah laku, bertutur kata, dan
berpakaian yang tidak sesuai dengan norma masyarakat maupun norma agama, maka
orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang tidak beradab. Kehilangan
tata karma dan mengerjakan segala sesuatu berdasarkan keinginan nafsu, tak bisa
memimpin diri sendiri, tak beretika, dan membiarkan diri tetap terpuruk dalam
kekurangajaran. Manusia tak beradab, berpendidikan tinggi, namun tak punya
kuasa untuk menyetir akal, dan hanya bisa menjadi budak hawa nafsu. Mengetahui
perihal yang baik namun lebih memilih untuk menjadi manusia yang hina. Harga
diri dipertaruhkan hanya untuk memuaskan nafsu, harga diri bukan lagi
menjadi barang mahal, harga diri dalam kesendirian maupun di ruang publik tidak
ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu.
Manusia tak beradab, berada di tengah ketinggian peradaban,
namun moral jahiliyah, moral yang lebih hina dari masyarakat jahiliyah.
Manusia tak beradab, orang yang mempunyai ilmu yang banyak, wawasan yang
luas, tapi tetap tak beradab, hanya menjadi tunggangan hawa nafsu.
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan
untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus,
indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan kebudayaan yang telah
mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan,
teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan
bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran.
Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
7. Globalisasi Sebagai Fenomena dalam Peradaban
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban
manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan
bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi
dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi
menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi
yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan didukung
teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan
sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn mengubah pola pikir, sikap, dan
tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat mengakubatkan perubahan
aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan,
kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan,
seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi
terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi
liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai menguatnya
ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi dibidang politik, antara lain
membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai
demokratis termasuk didalamnya hak asasi manusia.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya
kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya
perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanp mengenal batas-batas
negara. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk
mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan,
serta manajemen yang rasional.
Pengaruh globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya
nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai
sosial budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin
lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer,
satelit, internet, dan sebagainya.
Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan
keamanan negara. Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh dunia akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dan dapat mengganggu
keamanan bangsa.
8. Peradaban Di Indonesia
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul
akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian,
juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang
begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia.
Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan
bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya.
Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi
banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang
mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dengan televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang
bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli
Indonesia. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang
terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah
tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan
salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan
pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral
yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun
1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”.
Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian
tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk
peradaban yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam
kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini berubah menjadi
individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib, sepenanggungan dengan
manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan perkembangan
teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada
berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks hubungan
kemasyarakatan.
Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi semakin
meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan
cenderung memiliki gaya hidup hedonis yang lebih suka bersenang-senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya
kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur
bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh globalisasi. Contoh kasusnya
ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering kali kita
temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh anak
muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam
percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini jelas
mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
9. Wujud dan Perkembangan Peradaban
Tiga Periodisasi Peradaban (Alvin Tofler) yaitu
gelombang perubahan dari meramu (food gathering) menjadi budaya cocok tanam
(peradaban pertanian) kehidupan manusia menjadi menetap, peradaban industri,
peradaban informasi. Evolusi Budaya dan Tahapan Peradaban dapat
dijelaskan sebagai berikut :
- Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris). Mengalami perkembangan pesat yang disebut evolusi hijau (green revolution). Pada masa ini terjadi perkembangan teknologi pertanian (dikembangkannya bibit unggul, pemupukan, pembasmian hama dan mekanisasi)
Pada masa ini terjadi perubahan kehidupan manusia yang
berarti dengan ditemukannya berbagai alat dan pesawat 1769 James Watt –
mesin uapnya, Thomas Alpha Edison –lampu pijarnya. Kondisi tadi
menjembatani untuk masuk ke gelombang kedua peradaban industry yang
menguasai dunia barat dan jepang menyusul 4 negara asia (the four tiger) :
Korea Selatan, Taiwan, Singapore, Hongkong.
- Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri). Perkembangan IPTEK industri sangat berpengaruh pada perkembangan bidang elektronik . Kemajuan media elektronik berpengaruh pada penyebaran informasi yg cepat di seluruh dunia. Perkembangan microchip membawa teknologi dunia. Kehidupan budaya memasuki era revolusi komunikasi, revolusi informasi.
- Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan komputer atau alat komunikasi digital. Jepang sudah sampai pada level “the age high mass consumption”, Komputer, internet, satelit . Hal yang menarik dikenal Budaya kegagalan adalah aib. Pada era ini, kerja pikiran menjadi tuntutan dalam rangka membuat program dan memanfaatkan program baik untuk mencapai informasi, menyimpan maupun untuk menyebarkan informasi tersebut.
Wujud dari peradaban dapat berupa :
- Moral : nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
- Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
- Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.
- Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).
10. Problematika Peradaban
- Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia
Secara harfiah teknologi dapat
diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya
adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat
lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul
(1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara
rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
- Proses yang meningkatkan nilai tambah
- Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
- Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan
Sedangkan dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu. Jadi dampak
teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa akibat baik
bisa juga akibat buruk dalam kehidupan manusia.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat
dampak-dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan
manusia
2. Dampak Globalisasi Bagi
Peradaban Manusia
- Dampak Positif
- Perubahan Tata Nilai dan Sikap adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikapmasyarakat yang semua irasional menjadi rasional
- Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
- Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggihmerupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.
Dampak Negatif
Dampak
negatif modernisasidanglobalisasiadalah sebagai berikut.
- Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang
kebutuhan masyarakatmelimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
2. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat
mereka merasa tidak lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial
3. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di
Indonesia.Budayanegatif yang mulaimenggeser budayaasli adalah anak tidak
lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebasremaja,dan lain-lain.
4. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitasmasyarakathanya ada beberapa
individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan
memperdalam jurang pemisah antara individudengan individu lain yang stagnan.
Hal ini menimbulkan kesenjangansosial
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk
yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia
itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang
selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni.
Problematika kebudayaan dan peradaban timbul akibat
globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang
terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat,
terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia.
2. Saran
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan
untuk menambah wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan sebagai mana manusia yang tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011.Definisi Budaya- Pengertian Kebudayaan.
Diakses dari http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
Anonim.2011.Manusia Berbudaya. Diakses dari http://mediaamirulindonesia.blogspot.com/2011/03/manusia-berbudaya.html
Anonim.2011.Makalah Problematika Peradaban. Diakses
dari http://akuinginselalubersamamu.blogspot.com/2011/10/makalah-problematika-peradaban.html
Ika Putri Nadilla.2012.Hakekat Manusia sebagai Makhluk
Budaya. Diakses dari
Suci Fitri Mentar. 2012. Manusia Beradab. Diakses
dari http://sucimentari.blogspot.com/2012/01/manusia-beradab-manusia-beradab-adalah.html
Sulung Dimas.2012.Manusia sebagai Makhluk Berbudaya.
Diakses dari