DAFTAR
ISI
A. Pendahuluan___Hal.
3
B. Vektor
di Ruang Dimensi Dua (R2)___Hal. 3
C. Vektor
di Ruang Dimensi Tiga (R3)___Hal. 5
D. Penjumlahan,
Pengurangan, dan Perkalian Vektor dengan Skalar___Hal. 7
E. Hasil
Kali Titik Dua Vektor___Hal. 9
F.
Proyeksi Ortogonal suatu Vektor___Hal. 10
G. Hasil
Kali Silang Dua Vektor___Hal. 12
DAFTAR PUSTAKA___Hal. 15
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 1 : Vektor posisi titik A di R2___Hal.
4
Gambar 2 : Vektor posisi titik A di R3
___Hal. 6
Gambar
3 :
+
___Hal.
7
Gambar
4 :
+
=
+
___Hal.
7
Gambar
5 :
___Hal. 8
Gambar
6 :
___Hal. 8
Gambar 7 : Sudut antara vektor
dan
___Hal. 9
Gambar 8 : Vektor
dan vektor
___Hal. 10
Gambar 9 : Proyeksi ortogonal vektor
pada vektor
___Hal. 11
VEKTOR*)
Dalam materi ini akan
dibahas mengenai vektor dalam ruang dimensi dua (R2); vektor dalam ruang dimensi tiga (R3); penjumlahan, pengurangan,
dan perkalian scalar dengan vektor; hasil kali titik (dot product) dua vektor; proyeksi ortogonal suatu vektor; dan hasil
kali silang (cross product) dua
vektor.
A.
Pendahuluan
Vektor
merupakan ruas garis berarah yang dinyatakan sebagai pasangan terurut yang
disebut vektor kolom. Notasi-notasi vektor diantaranya adalah
, b,
,
,
, atau
.
Mengingat bahwa vektor
memiliki arah, maka jika suatu vektor dinyatakan dalam dua huruf kapital, maka
urutan huruf-huruf tersebut harus diperhatikan,
.
Vektor
nol
dinotasikan dengan 0 adalah
suatu vektor khusus karena memiliki ukuran 0 dan akibatnya vektor tersebut
tidak memiliki arah. Vektor khusus lainnya adalah vektor satuan yaitu suatu vektor yang memiliki ukuran 1.
Ukuran suatu vektor
lebih umum disebut sebagai panjang vektor (norm
of a vector). Dua vektor
dikatakan sama (equivalent vectors) jika memiliki panjang dan arah yang sama.
B.
Vektor
dalam Ruang Dimensi Dua (R2)
Vektor
dalam R2 diwakili oleh
dua besaran yang disebut komponen x dan komponen y. Vektor dalam dalam R2 dapat digambarkan dalam
suatu sistem koordinat Cartesius (bidang).
Bentuk umum
sebarang vektor
di R2
adalah
,
, atau
, dengan
adalah komponen x dan
adalah komponen y dari vektor
.
Vektor-vektor
dan
berturut-turut
merupakan vektor satuan di R2
dan
adalah vektor
nol di R2.
Vektor
posisi titik
dinotasikan dengan
adalah
suatu vektor yang dimulai dari titik
dan berakhir di titik
, ditulis
. Titik
disebut
titik pangkal dan titik
disebut titik
ujung dari vektor
.
Sebagai
contoh, vektor posisi titik
adalah
suatu vektor yang memiliki titik pangkal
dan titik ujung
ditulis
. Perhatikan Gambar 1 di bawah ini.
Gambar
1 : Vektor posisi titik A (6, 4)
Sedangkan vektor
adalah suatu vektor yang memiliki titik
pangkal
dan titik ujung
, ditulis
.
Perhatikan bahwa
, dikatakan bahwa vektor
merupakan lawan
dari vektor
. Vektor
dapat juga dinotasikan dengan , dengan demikian vektor
dinotasikan dengan –
.
Panjang vektor
dinotasikan dengan
atau
, dan didefinisikan bahwa
.
Contoh
1:
Panjang vektor
adalah
Jika diketahui titik
dan titik
maka
vektor
dapat dinyatakan sebagai
C.
Vektor
dalam Ruang Dimensi Tiga (R3)
Vektor
dalam R3 diwakili oleh
tiga besaran yang disebut komponen x, komponen y, dan komponen z.
Bentuk umum
sebarang vektor
di R3
dinotasikan dengan
,
, atau
, dengan
adalah komponen x,
adalah komponen y, dan
adalah komponen z dari vektor
,
Vektor-vektor
, dan
berturut-turut
merupakan vektor satuan di R3
dan
adalah vektor
nol di R3.
Vektor posisi
titik
dinotasikan dengan
adalah
suatu vektor yang dimulai dari titik
dan berakhir di titik
, ditulis
. Titik
disebut
titik pangkal dan titik
disebut titik
ujung dari vektor
.
Sebagai
contoh, vektor posisi titik
adalah
suatu vektor yang memiliki titik pangkal
dan titik ujung
, ditulis
. Perhatikan Gambar 2 di berikut ini.
Gambar
2 : Vektor posisi titik A (4, 6, 2)
Sedangkan vektor
adalah suatu vektor memiliki titik pangkal
dan titik ujung
, ditulis
.
Perhatikan bahwa
, dikatakan bahwa vektor
merupakan lawan
dari vektor
. Vektor
dapat juga dinotasikan dengan , dengan demikian vektor
dinotasikan dengan –
.
Panjang vektor
dinotasikan dengan
atau
, dan
didefinisikan bahwa
.
Contoh
2:
Panjang vektor
adalah
Jika diketahui titik
dan titik
maka
vektor
dapat dinyatakan sebagai
D.
Penjumlahan,
Pengurangan, dan Perkalian Skalar dengan Vektor
Misalkan
diketahui sebarang vektor-vektor tak nol
,
, dan skalar tak nol
.
Operasi yang dapat dilakukan atas vektor , vektor
, dan suatu skalar
diantaranya
adalah operasi penjumlahan vektor, pengurangan vektor, dan perkalian vektor
dengan skalar.
Berikut
ini adalah definisi-definisi dan teorema yang berlaku pada operasi tersebut.
Definisi
1:
+
adalah suatu vektor yang ditentukan dengan
cara: meletakkan vektor
sedemikian
sehingga titik pangkal vektor
berimpit dengan titik ujung vektor
.
Perhatikan gambar 3 berikut ini.
Gambar
3:
+
Selain itu,
+
dapat juga ditentukan dengan cara: meletakkan
vektor
dan meletakkan vaktor
sedemikian sehingga titik pangkal vektor
berimpit dengan titik ujung vektor . Perhatikan gambar 4 di bawah ini.
Gambar
4:
+
=
+
Definisi
2:
Selisih vektor
dan
didefinisikan
sebagai
Gambar 5 berikut ini adalah sketsa selisih vektor
dan
.
Gambar
5:
Definisi
3:
Hasil kali
didefinisikan
sebagai vektor yang panjangnya
kali panjang
. Jika
maka
searah dengan
, jika
maka
berlawanan
arah dengan
. Perhatikan
gambar 6 di bawah ini.
Gambar
6 :
Didefinisikan pula
jika
atau
.
Teorema 1:
Jika
diketahui sebarang vektor-vektor tak nol
,
, dan
; sebarang skalar-skalar tak nol k dan l, maka berlaku:
1.
+
=
+
2.
+
=
+
=
3.
4.
5.
6.
7.
8.
E.
Hasil
Kali Titik Dua Vektor
Misalkan
diketahui vektor-vektor tak nol
dan
, yang telah diposisikan sedemikian sehingga
titik-titik pangkal kedua vektor tersebut berimpit. Sudut antara vektor
dan
, sebut a, memenuhi
, seperti pada gambar 7 berikut.
Gambar 7 : Sudut antara vektor
dan
Definisi
4:
Misalkan
diketahui sebarang vektor-vektor
dan
, dan a adalah sudut antara vektor
dan
. Hasil kali titik (dot product) vektor
dengan vektor
dinotasikan dengan
, didefinisikan
sebagai
Perhatikan bahwa hasil kali titik dua vektor menghasilkan suatu skalar.
Contoh
3:
Jika diketahui vektor-vektor
,
di R3 dan sudut antara vektor
dan
adalah 60o,
maka tentukan
.
Penyelesaian:
Diketahui
,
, dan a = 60o.
Teorema
2:
Jika diketahui sebarang vektor-vektor
dan
di R3, maka
Contoh
4:
Jika diketahui vektor-vektor
dan
maka
.
Teorema
3:
Jika diketahui sebarang vektor-vektor tak
nol
; dan suatu skalar tak nol k maka berlaku:
1.
2.
3.
4.
dan
F.
Proyeksi
Ortogonal suatu Vektor
Dalam
banyak penerapan vektor, seringkali suatu vektor akan diuraikan menjadi
penjumlahan dua vektor, dimana vektor pertama sepanjang/sejajar dengan vektor
yang diketahui, dan vektor kedua tegak lurus/ortogonal dengan vektor yang
diketahui. Hal ini dikenal sebagai proyeksi ortogonal suatu vektor.
Sebagai
contoh, pada gambar 8, vektor
akan diuraikan sepanjang/sejajar
vektor
.
Gambar 8: Vektor
dan vektor
Proyeksi
ortogonal vektor
pada vektor
, dilakukan dengan cara memindahkan vektor
sedemikian
sehingga titik pangkalnya berimpit dengan titik pangkal vektor
. Tarik garis melalui titik ujung vektor
tegak lurus
vektor
, sebut garis g.
Sebut vektor
adalah vektor
yang memiliki titik pangkal yang sama dan memiliki titik ujung di titik potong
garis g dengan vektor
. Sebut vektor
adalah suatu vektor yang memiliki titik pangkal yang
sama dan sejajar garis g, seperti gambar
9 di bawah ini.
Gambar
9 : Proyeksi ortogonal vektor
pada vektor
Pada gambar 9 berdasarkan definisi selisih
dua vektor,
, dengan demikian
.
Vektor
disebut proyeksi ortogonal vektor
pada vektor
, dinotasikan dengan Proya
.
Teorema
4:
Jika diketahui sebarang vektor-vektor
tak nol
dan
, maka
(i) proyeksi
ortogonal vektor
pada vektor
adalah
Proya
=
(ii) komponen
vektor
yang ortogonal
dengan vektor
adalah
–
Proya
=
–
Contoh
5:
Jika diketahui vektor-vektor
dan
maka tentukan:
a. proyeksi
ortogonal vektor
pada vektor
b. komponen
vektor
yang ortogonal dengan vektor
Penyelesaian:
Diketahui vektor-vektor
dan
a. proyeksi
ortogonal vektor
pada vektor
Proya
=
b. komponen
vektor
yang ortogonal dengan vektor
–
Proya
=
G.
Hasil
Kali Silang Dua Vektor
Selain menentukan
proyeksi ortogonal suatu vektor, dapat pula dibentuk suatu vektor baru yang
tegak lurus dengan dua vektor yang diketahui. Pada bagian ini akan dibahas
mengenai suatu operasi perkalian vektor yang akan menghasilkan vektor baru.
Operasi ini dikenal dengan nama hasil kali silang (cross product) dua vektor. Perhatikan bahwa hasil kali silang dua vektor menghasilkan suatu vektor.
Definisi
5:
Misalkan diketahui vektor-vektor tak nol
dan
di R3. Hasil kali silang vektor
dengan vektor
, dinotasikan dengan
, didefinisikan sebagai
Dalam menentukan hasil
kali silang vektor
dengan
dapat dilakukan
dengan cara membentuk matriks ordo 2 ´ 3 dengan vektor
sebagai baris pertama dan vektor
sebagai baris kedua, matriks ordo 2 ´
3 yang dimaksud adalah
(1)
(i)
Untuk menentukan komponen pertama
, hilangkan kolom pertama matriks (1)
kemudian tentukan determinan
.
(ii)
Untuk menentukan komponen kedua
, hilangkan kolom kedua matriks (1)
kemudian tentukan determinan –
.
(iii) Untuk
menentukan komponen ketiga
, hilangkan kolom ketiga matriks (1)
kemudian tentukan determinan
.
Contoh
6:
Jika diketahui vektor-vektor
dan
maka tentukan
.
Penyelesaian:
Diketahui vektor-vektor
dan
.
Bentuk matriks ordo 2 ´
3 dengan vektor
sebagai baris
pertama dan vektor
sebagai baris
kedua. Matriks yang dimaksud adalah
(i) Komponen
pertama
adalah
= (2)(1) – (–2)(0) = 2;
(ii) komponen
kedua
adalah
= – [(1)(3) – (–2)(3)] = – 7;
(iii) komponen
ketiga
adalah
= (1)(0) – (2)(3) = – 6.
Jadi
.
Teorema
5:
Jika diketahui sebarang vektor-vektor
tak nol
, maka berlaku:
1.
(
ortogonal terhadap
)
2.
(
ortogonal terhadap
)
3.
(Identitas
Lagrange)
4.
5.
Teorema
6:
Jika diketahui
sebarang vektor-vektor tak nol
, dan sebarang skalar tak nol k maka berlaku:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Anton H., (2000). Elementary Linear Algebra 7th Edition. Drexel University
Press.
Clapham, C. (1996). The Concise Oxford Dictionary
of Mathematics 2nd Edition. Oxford University Press.
Neill, H. & Quadling, D. (2007). Advanced Level Mathematics Pure Mathematics
2 & 3. Cambridge University Press.
Smedley R. & Wiseman G. (2001). Introducing Pure Mathematics 2nd
Edition. Oxford University Press.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking